top of page

Cerita Perjalanan ke Karangawesome (Karangasem, Bali) 3 Hari 2 Malam

Sebelum memulai cerita ke Karangasem, biasanya persiapan yang aku lakukan yaitu membuat rencana perjalanan. Langkah-langkah membuat rencana perjalanan:


  • Bikin itinerary


Hal pertama yang dilakukan untuk merencanakan jalan-jalan yaitu bikin daftar tempat-tempat wisata yang mau dikunjungi di area itu. Kalau aku, aku bikin tempat paling mau aku kunjungi (Tirta Gangga) di posisi teratas karena itu paling penting. Lalu cari tempat di sekitar itu di area Karangasem, misalnya. Aku cari tempatnya dari google maps. Jangan lupa untuk baca review tempatnya supaya tau apa itu layak untuk dikunjungi. Bisa juga cari referensi lewat sosmed. Perlu diingat itinerary ini bersifat tentatif, artinya bisa berubah sesuai situasi dan kondisi. Setelah punya daftar tempat wisata yang mau dikunjungi, lanjut masukkin tempat wisata dalam hari 1-3. Dalam satu hari usahakan pilih tempat wisata yang ada di satu area, biar perpindahan tempatnya ga terlalu jauh. Dan sebisa mungkin jadwal perjalanan ini fleksibel, karena bisa aja ada tempat wisaata yang dikunjungi diluar dari daftar yang direncanakan.


  • Pesan penginapan berapa lama + dimana?


Setelah tau area mana yang akan dijelajah, selanjutnya cari penginapan. Kita tentukan juga budget per malam berapa. Kalau aku sebisa mungkin dibawah 200 ribu per malam. Sesuaikan juga sama fasilitas yang diinginkan ya. Akan sangat susah mencari penginapan yang misalnya budget dibawah 100 ribu tapi mau fasilitas AC, kamar mandi dalam, kolam renang, sampai breakfast included.


Untuk cari penginapan bisa 2 cara, yaitu liat di google maps klik hotels dan batesin harganya, lalu akan keluar harga dan titik lokasi. Atau bisa juga langsung cari di OTA (Online Travel Agent, seperti traveloka/tiket/booking/agoda). Aku pilih penginapan yang sesuai bugdet dan lokasi. Jangan lupa baca juga review penginapannya di OTA atau google review. Setelah itu aku buat daftar calon penginapan yang sesuai kebutuhan beserta harga dan foto-fotonya (*bisa dilihat di lampiran), karena aku butuh waktu lebih dari 1 hari untuk memutuskan mau nginep dimana. Buat juga penginapan mana yang paling diinginkan, buat pilihan 1, 2, dan seterusnya. Jadi kalau misalnya tanggal yang dipilih fully booked, bisa beralih ke penginapan cadangan lain. Setelah pilih yang paling cocok, aku pesan lewat OTA yang paling murah. Biasanya beda OTA beda promo yang ditawarkan. Bisa bandingin lewat google juga, dengan cara ketik di google nama penginapannya nanti akan keluar daftar harga di berbeda OTA. Lalu tinggal pesan kamarnya! Semoga available ya, karena kasus penginapan Karangasem aku dapat yang posisi 2, soalnya posisi 1 fully booked.


  • Naik apa?


Traveling di Bali paling enak naik motor. Ini sifatnya subjektif dan selera, karena banyak tempat yang agak sulit dijangkau pakai mobil. Plus sewa motor lebih murah dibandingkan mobil. Sewa motor di Bali mulai dari 50 ribu untuk motor matic per hari dan syaratnya KTP yang ditinggal. Ada banyak banget rental motor di pinggir jalan Bali, atau bisa cari juga lewat google. Jangan harap sama gojek / grab, karena ga semua area di Bali banyak ojek online. Paling cuma di kota aja yang ada ojek online, tapi kan biasanya jalan-jalan ya ke pelosok desa…


  • Bawa barang apa aja dan tasnya apa?


Sebagai pengendara motor, ga mungkin bawa barang terlalu banyak. Jadi seminim mungkin bawa bajunya, plus barang-barang kebutuhan pribadi. Jangan lupa bawa barang urgent kayak plastik, payung/jas hujan, obat-obatan (kayak tolak angin, panadol, decolgen, betadine, spray/lotion anti nyamuk), plester luka, dan kain untuk alas tidur. Kalau tas aku pakai backpack, kalau bisa yang anti air.


  • Budget


Sebenernya budget adalah salah satu persiapan utama sih di setiap mau jalan-jalan. Kita harus cocokkan budget sama tempat wisata, tempat menginap, dan tempat makan. Kalau aku pribadi ga terlalu membatasi budget untuk tiket masuk tempat wisata, tapi lebih ngirit di bagian penginapan dan makan. Sebisa mungkin cari tempat makan warung atau kalau restoran yang budget per orang dibawah 50.000 rupiah. Kecuali kalau kepepet dan ga ada tempat makan lain ya terpaksa budget makan agak dilonggarin sedikit. Inget ya jangan maksain jalan-jalan kalau memang budget belum memungkinkan. Kumpulin aja uangnya dulu, tunggu waktu lain dan mungkin agak sedikit lama juga ga kenapa-kenapa daripada terkesan jalan-jalan yang maksa😊



HARI 1:


Aku berangkat dari Denpasar jam 8.30 pagi, tujuan pertama yaitu ke Air Terjun Gembleng. Di tengah perjalanan ngelewatin jembatan yang viewnya bendungan yang mengaliri air ke sungai dengan bebatuan, bagus banget view dari jembatan. Tanpa rencana, mampirlah ke Wisata Kali Unda namanya. HTM 10 ribu per orang. Di tempat itu juga banyak warga sekitar yang mandi dan bersemedi. Maaf, tanpa mengenakan sehelai pakaian. Agak kaget sih karena lokasinya bukan pedesaan banget dan dari namanya aja 'Wisata', yang jadi tempat wisatawan berkunjung..😅 Wisatawan yang dateng juga cuma 4 orang termasuk aku. Selain bendungan, ada juga restoran disitu. Di pintu masuk ada kolam ikan, sepertinya, tapi udah terbengkalai sampai airnya hijau. Curiga tempat ini sepi karena Covid.


Selesai foto-foto di Wisata Kali Undu, lanjutlah perjalanan ke Air Terjun Gembleng yang jadi salah satu tempat instagramable. Untuk masuk, disediakan kotak donasi dengan ada penjaga. Jadi ga mungkin ga kasih donasi dong😏 Untuk sampai ke air terjun, harus naik tangga sekitar 5 menit. Ga terlalu banyak anak tangga untuk ukuran air terjun biasanya. Ternyata benar, mayoritas pengunjung wisatawan mancanegara yang dateng buat foto-foto dan rekam video. Termasuk saya🙋🏻‍♀️😂 Untungnya ga terlalu banyak pengunjung, jadi ga sampe sejam di Air Terjun Gembleng. Selesai dari situ, mampir ke Warung Telaga untuk makan siang. Per orang di bawah 50 ribu, sudah dapat air putih di gelas.


Lanjut ke Air Terjun Jagasatru, air terjun yang punya patung emas dewa Hindu. Sama seperti Gembleng, Jagasatru juga disediakan kotak donasi. Kebetulan saat itu ga ada yang jaga. Bedanya dengan Gembleng, disini menuju air terjun turun tangga sekitar 10 menit. Jadi persiapkan raga pas balik nanti karena harus naik banyak anak tangga😂 Air terjunnya lebih besar dan lebih tinggi dari Gembleng, plus ga banyak pengunjung. Hanya 5 orang saat itu, dan seperti biasa mayoritas wisatawan mancanegara. Airnya jernih BANGET! Di area itu ada juga tempat khusus melukat, berbentuk kolam dengan beberapa pancuran air. Selama 1 jam di Jagasatru, lebih banyak main airnya sih dibandingkan foto-foto dan ambil video.


Setelah puas, jalan ke tujuan akhir yaitu penginapan Villa Matanai. Kebetulan lokasinya sebelahan sama Bali Chocolate Factory, jadilah mampir dulu sebelum ke penginapan. Pas masuk area Factory, kirain udah tutup karena kelihatan terbengkalai. Eh pas lagi asik main ayunan, tiba-tiba ada yang bilang untuk bayar tiket masuk per orang 10 ribu. Harga itu sudah termasuk free tasting 3 jenis cokelat. Ternyata tempatnya ga tutup permanen, cuma memang jadi menurun drastis pengunjungnya karena Covid. Dulunya tempat ini bukan hanya chocolate factory, tapi juga soap factory, tapi bisnis sabunnya sudah dibeli oleh orang lain jadi tinggal pabrik cokelat. Chocolate factory ini lokasinya langsung menghadap pantai, jadi selain ekplorasi pabrik juga eksplorasi pantai Sosro yang punya pasir hitam.


Sudah capek keliling dan sudah gelap juga jam 6 sore, akhirnya check-in di Villa Matanai. Per malam 150 ribu dengan fasilitas kamar AC & ceiling fan, private bathroom, tanpa sarapan, dan ada kolam renang. Villa ini langsung menghadap pantai, jadi kalo malem kedengeran suara ombak dari kamar. Untuk suasana kamar sayangnya sangat lembab dan bantalnya agak bau apek. Makanya aku selalu bawa sarung atau kain untuk alas tidur (salah satu tips traveling). Tapi selain itu, fasilitasnya oke banget dengan harga cuma 150ribu. Kamar mandinya bersih dan kering. Kamarnya ukuran sekitar 20 sqm, ada kaca dinding juga, poin plus buat perempuan hehe. Di kamar disediain kettle, air teko, gelas, teh & kopi sachet beserta gula. Villa ini ga menyediakan makanan, jadi harus makan diluar atau beli pop mie.


HARI 2:


Pagi hari aku bangun sekitar jam 7, lalu siap-siap. Sayangnya kelewatan untuk sunrise, padahal pagi itu cerah. Akhirnya liat laut aja dari halaman belakang villa, sambil main-main sama beberapa kucing yang dipelihara sama owner villa. Halaman belakang villa luas dan tertata rapi, enak banget bahkan hanya untuk sekedar nyantai. Jam 9 aku berangkat ke tujuan pertama, Tirta Gangga. Tips buat yang rencana mau ke Tirta Gangga, sebaiknya datang pagi-pagi dan di hari yang cerah supaya fotonya bagus. Soalnya semakin siang semakin ramai pengunjung, jadi lama kalau mau foto-foto, harus antre di spot foto tengah kolam. Tirta Gangga buka setiap hari dari jam 6 pagi sampai jam 7 sore, dengan HTM untuk domestik 25 ribu rupiah. 1 jam lebih dari cukup untuk eksplorasi tempat dan foto-foto, karena tempatnya ga besar. Kalau mau nyantai sambil makan atau menikmati kolam dan air mancur, bisa sampai 2 jam.


Setelah itu, mampir ke Good Karma Warung and Homestay untuk brunch di area parkir Tirta Gangga. Harga makanannya sekitar 50.000 sampai 100.000 rupiah per orang. Selesai makan, pergi ke tujuan berikutnya yaitu Bukit Cinta. Kirain tempatnya semacam bukit yang ngeliat pemandangan sawah dan gunung Agung ternyata cuma semak-semak yang memang pemandangannya ke sawah dan gunung, tapi ga sebagus itu…🙃


Lalu lanjut perjalanan ke Taman Ujung. HTM 25 ribu per wisatawan domestik. Taman ujung dulunya adalah istana Raja Karangasem, ditempati hingga tahun 1970an lalu berubah jadi kantor pemerintah daerah. Bangunannya unik karena mengapung di atas danau. Kebetulan hari itu panas banget (untungnya!) jadi tips jalan-jalan lain yaitu jangan lupa bawa kacamata / topi / payung dan harus pake sunscreen ya. Setelah 1 jam keliling Taman Ujung, saat itu jam 2 siang, aku memutuskan untuk balik ke villa buat istirahat sebentar karena panas + capek. Kebetulan tujuan selanjutnya, Virgin beach, melewati villa kalau dari Taman Ujung, plus masih siang kalau mau ke pantai. Tips berikutnya saat traveling, jangan terlalu dipaksain harus terus-terus visit tempat wisata, apalagi kalau naik motor. Kalau badan capek sebaiknya istirahat minimal 1 jam di tempat makan atau penginapan kalau memungkinkan.


Tujuan terakhir di hari kedua yaitu Virgin Beach. HTM nya 10 ribu per orang dan 2 ribu per sepeda motor. Sebelum sampai area pantai, disini ada Bukit Asah tempat camping. Sebentar liat-liat area camping, lanjutlah ke Virgin beach. Ini adalah salah satu pantai terindah di Bali. Secara selera, aku lebih suka pantai pasir putih, which Virgin beach has. Hal lain yang berkesan yaitu sebelum menginjakan kaki di pasir pantai, ada taman dengan banyak pohon kelapa. Di sepanjang pasir juga berjejer kapal nelayan, dari ujung sampai ujung pantai. Airnya juga bening dan semakin lama semakin biru ke tengah laut. Ga banyak orang yang berenang disana, sekitar ¼ berenang, sisanya berjemur. Aku rasa karena di pinggir pantai banyak batu kecil sampai semakin dalam ke arah laut, jadi kaki agak sakit kalau mau berenang. Seperti biasa ⅔ pengunjung adalah wisatawan mancanegara. Untungnya, saat itu cuaca cerah dan ga terlalu banyak pengunjung, padahal weekend.


Aku menghabiskan 1.5 jam di Virgin beach, lalu makan malam di Zodiac cafe sebelum balik ke villa. Di cafe ini ada pilihan makanan yang murah, kayak ricebowl fried nugget cuma 15 ribu, ditambah kopi jadi cuma 27.500 rupiah. Ga terlalu mahal untuk budget makan di cafe.


HARI 3:


Di hari terakhir, aku ada masalah perut, hehe. Jadi yang tadinya mau jalan pagi, terpaksa jalan jam 12 siang saat waktu check-out. Aku makan siang di restoran the Green Ujung, dengan biaya makan 25.000 - 50.000 rupiah per orang. Setelah selesai aku lanjut ke pemandian Tirta Ujung. Ga banyak orang tau tentang pemandian ini, aku juga baru tau di hari terakhir waktu liat-liat google maps dan nyari tempat wisata apalagi yang dekat sama penginapan.


Pemandian Tirta Ujung adalah sebuah kolam dengan air yang natural, bersih, bening, bahkan ada beberapa ikan. Jadi kita berenang bersama ikan🐟 HTM per orang 5 ribu rupiah untuk wisatawan domestik, dan bisa sewa ban dalem harganya 5 ribu rupiah juga. Di pemandian ini udah ada tempat bilas, kamar mandi, dan wc. Pemandian ini ga ada mata air, jadi aku pun bingung cara penjernihan airnya gimana. Apa melalui batu dan tanaman air yang memproduksi oksigen…..ga tau deh. Tapi yang jelas ga ada bau amis ikan atau kotoran sama sekali disini. Tanpa kacamata renang pun kita bisa liat dasar airnya. Sebening itu. Tinggi kolamnya hanya 1-1.2 meter. Dengan dasar kolam bebatuan halus.


Puas berenang dan main air, lanjut perjalanan pulang ke Denpasar. Tujuanku selanjutnya itu Padang Bai, mungkin mau snorkeling juga. Waktu lewat jl. Raya Bugbug, tiba-tiba dipinggir ada semacam gate gede banget dan tangga tinggi banget. Karena penasaran aku coba mampir dan ternyata itu Sang Hyang Ambu Temple. Ada pura sekitar 1.5 km menanjak di puncak bukit. Karena penasaran aku coba masuk dengan tiket 20 ribu rupiah per wisatawan domestik. Sekitar 10-15 menit naik tangga menuju pura, udah aku ga kuat🥲 Itu pun belum sampai setengah jalan menuju puncak… Dari situ aja pemandangannya cukup bagus. Kata orang-orang yang lewat pemandangan dari puncak bagus banget, tapi aku ga kuat nanjak lagi. Plus jam 2 siang matahari panas banget. Akhirnya aku memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanan ke Padang Bai.


Sesampainya di Padang Bai ternyata itu pantai pelabuhan. Khusus untuk orang-orang yang mau diving dan snorkeling. Aku kira ada bagian yang bisa main di pantai. Agak kecewa karena ga bisa main pasir, aku buka map ternyata ga jauh dari situ ada abandoned hotel. Aku coba kesana iseng-iseng, dan betul itu bangunan besar banget yang udah terbengkalai. Tapi pemandangan dari tempat itu menghadap ke laut memang bagus banget. Sayangnya hotel ini ga lanjut pembangunannya entah kenapa. Agak serem juga waktu eksplor bangunannya, takut ada binatang kayak ular.


Selesai liat-liat bangunan, aku balik ke Denpasar dan makan dulu di Keramas Aero Park. Itu adalah restoran + tempat biasa untuk konser outdoor yang ada pesawatnya. Harga makanan disana 50.000-150.000 per orang. Kita juga bisa makan di dalam pesawat kalau request, tapi aku pribadi lebih enak makan di area restoran. Sambil makan saat itu pas juga ada gerhana bulan, jadi ukuran bulan besar banget. Tadinya kirain itu matahari mau tenggelam, tapi kok malah makin naik…Ternyata gerhana bulan. Selesai makan pulanglah aku ke Denpasar.


Salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Karangasem selain Tirta Gangga, yaitu pura Lempuyang atau Gate of Heaven. Tapi karena di tahun 2023 ini Lempuyang udah terlalu ramai dengan turis, terutama untuk foto yang harus antre 2 jam, makanya aku ga kesana. Rasanya overrated aja dan dengan harga tiket masuk 100 ribu per orang (tiket masuk dan tiket transport) rasanya kurang worth it. Lebih baik berkunjung ke tempat lain.


Ada tambahan tips untuk traveling kali ini, yaitu saat rencana tujuan wisata ga sesuai ekspektasi atau ga bisa dikunjungi karena alasan cuaca. Yang bisa dilakukan:

1. Jangan terlalu sedih.

2. Coba arrange atau jadwalkan ulang di hari lain kalau cuaca ga mendukung.

3. Coba cari tempat wisata lain yang dekat lewat google maps, liat juga reviewnya. Selalu liat review yang terburuk supaya bisa menyiapkan skenario terburuk. Misalnya kalau ada review yang bilang di Sang Hyang Ambu Temple jalannya menanjak dan susah untuk sampai ke puncak, ya siap-siap kalau cuma bisa separuh atau kurang dari separuh perjalanan. Jangan terlalu memaksakan untuk sampai ke puncak kalau kondisi fisik dan situasi tidak memadai.



LAMPIRAN (Contoh rencana perjalanan ke Karangasem)


Tempat wisata:

  1. Tirta Gangga

  2. Taman Ujung

  3. Lotus Lagoon

  4. Bukit Cinta

  5. Bali Chocolate Factory

  6. Virgin Beach

  7. Padang Bai Beach

  8. Candidasa Beach

  9. Air Terjun Yeh Labuh

  10. Gembleng Waterfall

  11. Jembatan Kuning Tukad Yeh Uda

Itinerary:


Day 1:

  • Gembleng Waterfall

  • Jembatan Kuning Tukad Yeh Uda

  • Air Terjun Yeh Labuh

  • Villa Matanai

Day 2:

  • Tirta Gangga

  • Bukit Cinta

  • Taman Ujung

  • Virgin Beach

Day 3:

  • Candidasa Lotus Lagoon

  • Candidasa Beach

  • Padang Bai Beach

*Bisa dilihat, itinerary yang direncanakan ga semua jalan. Ada yang ga jadi, ada juga yang ke tempat lain diluar rencana.


Penginapan (gambar diambil dari website OTA dan google):

  • Salacca Inn Rp. 200.000


  • Harmony Guest House Padangbai Rp. 130.000


  • Villa Matanai Rp. 150.000 (ceiling Fan+AC) TYA’s 2nd choice


  • Crystal Beach Bali Hotel Rp. 130.000 (shared bathroom) Rp. 227.000 (private bathroom) TYA’s FAV


  • Dewa Bharata Bungalows Candidasa Rp. 120.000 (Fan)


  • Pondok Lembah Dukuh Homestay Rp. 140.000 (Fan)




Comments


Let me know what's on your mind

Thanks for submitting!

© 2022 by Aditya Putri Ismarini

bottom of page